Ozzy Osbourne – No Escape from Now (2025) adalah dokumenter rock yang intens, emosional, dan penuh kejujuran, mengupas perjalanan sang legenda metal menghadapi usia, penyakit, kehilangan, dan ketakutan terbesar setiap musisi: tidak lagi bisa berada di atas panggung. Disutradarai oleh Tania Alexander, film ini menggambarkan perjuangan manusia yang rapuh di balik sosok “Prince of Darkness” yang dunia kenal.
SINOPSIS
Film Ozzy Osbourne – No Escape from Now (2025) membawa penonton ke babak paling rentan dalam hidup Ozzy. Setelah puluhan tahun menggemparkan dunia bersama Black Sabbath dan karier solonya yang melegenda, Ozzy menghadapi masa di mana tubuhnya tidak lagi mengikuti ambisinya. Film ini dibuka dengan suara khas Ozzy yang gemetar, namun penuh keteguhan: “Aku tidak pernah takut mati… tapi aku takut berhenti.” Kalimat itu menjadi roh dari keseluruhan narasi.
Dokumenter ini menyorot masa-masa ketika Ozzy berjuang dengan penyakit Parkinson, operasi punggung berulang, dan rasa sakit yang membuat aktivitas sederhana pun terasa mustahil. Melalui wawancara intim, rekaman backstage, sesi terapi fisik, dan arsip panggung masa lalu, penonton diseret masuk ke kehidupan Ozzy yang tidak pernah terlihat di depan publik.
Sharon Osbourne, yang selalu menjadi cahaya sekaligus benteng Ozzy, memainkan peran besar. Hubungan mereka digambarkan hangat, rumit, penuh air mata namun juga penuh kekuatan. Sharon mengungkap kecemasannya, terutama ketika Ozzy mulai tidak percaya diri untuk kembali ke panggung. Banyak adegan menyorot dinamika keduanya—berdebat, saling menyemangati, saling memegang tangan ketika dokter memberi kabar buruk—semua ditampilkan apa adanya.
Di sisi lain, film ini juga merayakan jejak panjang karier Ozzy. Penonton disuguhkan potongan konser Black Sabbath, perjalanan tur gila di era ’80-an, rekaman studio legendaris, serta momen penuh tawa bersama para musisi seperti Tony Iommi, Zakk Wylde, hingga para produser yang pernah bekerja dengannya. Mereka bukan hanya menceritakan kejayaan masa lalu, tetapi juga mengungkap bagaimana Ozzy selalu membawa energi yang sama: kacau, jujur, dan penuh hidup.
Konflik emosional utama muncul ketika Ozzy harus memutuskan apakah ia akan mengadakan konser terakhir. Dokter memperingatkan risiko besar, sementara Sharon dan anak-anaknya terbelah antara mendukung impian sang rocker atau menyelamatkan nyawanya. Ozzy, dengan segala rasa frustasi, menangis saat mengatakan bahwa panggung adalah satu-satunya tempat ia masih merasa “hidup sepenuhnya”.
Pada pertengahan film, penonton mengikuti proses syuting video musik serta sesi rekaman buruk di mana Ozzy hampir menyerah karena rasa sakit. Namun kemudian, ada jeda momen kebangkitan: Ozzy tampil di studio, duduk di kursi, dan mulai bernyanyi dengan suara serak namun penuh jiwa. Adegan itu menjadi puncak emosional yang memperlihatkan bahwa kreativitas adalah bagian dari napasnya.
Menuju akhir film, keputusan besar diumumkan: konser terakhir tidak akan megah, tidak akan berapi-api seperti dulu, melainkan sebuah pertunjukan kecil yang intim. Ozzy tampil tidak lagi sebagai ikon metal agresif, melainkan sebagai pria 70-an yang menatap kematian dari dekat namun tetap memilih untuk bernyanyi. Penonton melihat tubuhnya gemetar, tapi suaranya tetap melayang kuat di udara.
Dalam epilog yang penuh makna, Ozzy berkata: “Mungkin aku tidak bisa melawan waktu, tapi aku bisa bernyanyi lebih keras dari ketakutanku.” Film menutup dengan siluet Ozzy meninggalkan studio, berjalan perlahan namun dengan kepala tegak—menandai bahwa perjalanan ini bukan tentang menyerah, tetapi tentang menerima, dan tetap melangkah.
Ozzy Osbourne – No Escape from Now (2025) adalah dokumenter yang tidak hanya berbicara tentang musik, tetapi tentang keberanian menghadapi perubahan hidup yang tak bisa dihindari. Sebuah potret manusia yang terus melawan rasa sakit, kehilangan, dan penuaan, sambil tetap menjaga api yang membuatnya menjadi legenda.
Tonton langsung Ozzy Osbourne – No Escape from Now (2025) subtitle Indonesia cuma di Filmkita21, dan rasakan perjalanan emosional sang ikon metal yang menolak menyerah.












